Selasa, 29 Maret 2011

Kabur Bukan Hilang

blurism
Sore hari, semuanya menjadi hiruk pikuk. Penuh sesak tak bercelah. Jalan raya kota ini menyempit seketika tanpa peringatan. Peluit melengking di kiri kanan jalan memberi  arahan bagi yang hendak menepi. Klakson saling bersahutan tak karuan penuh ketidaksabaran. Mulut pun tak mau kalah berirama, mereka teriak dengan berbagai ekspresi. Marah dan kesal seolah sudah biasa.

Kota ini kian sendu, setiap sudutnya kini berganti warna. Ufuk barat mulai menampilkan pesona senja nan rupawan. Sementara di timur gelap mulai menyandera ceria kota secara perlahan. Satu persatu kendaraan roda empat mulai menyalakan head lamp. Karena sepasang mata tak awas dan temaramnya lampu jalan tak lebih dari bantuan biasa saja.

Lampu rumah dan pertokoan mulai berlomba menjadi penerang. Tak hanya berwarna kuning keemasan atau neon putih terang. Lampu temaram pun masih cukup menawan. Setidaknya masih mampu menahan mereka yang berpulang untuk singgah menjelajah malam. Gemerlap pertokoan kawasan Merdeka paling banyak menjaring kawanan.

Tatapanku tertuju pada jembatan penyebrangan nan usang. Dia masih tetap berdiri kokoh bersedia melayani siapa pun dan kapan pun. Meski banyak yang menantang laju kendaraan tanpa ikuti aturan. Jembatan itu yang selalu membuatku merasa bahwa kota in terlihat anggun meski telah malam. 

Kota ini memang suda renta tak berdaya. Banyak "budaya" tergadai demi kepuasan semata. Tak banyak keramahan tersisa pun dengan penghuninya. Perantau mendominasi, sementara atau lama sekali. Malam makin larut dan umur kota ini pun kian bertambah. Dia semakin keriput dan menua. Tak ada anti-aging yang mampu menahan proses rentanya.


Ya! 
Bandung kian renta. 
Tak berdaya dan semakin tua. 
Di telan gelap semua menjadi kabur, tapi tak hilang. 
Dia masih tetap menawan. 
Dia masih tetap Bandung!

suatu prolog untuk Bandung Yang Kian Renta

21 komentar:

  1. jadi pengen ke Bandung.
    jembatan penyeberangannya dimana ya? kawasan Merdeka? ntar nanya google dulu, hehe...

    BalasHapus
  2. tulisannya apik, begitu menikmati suasana Bandung dan sudah sangat begitu lekat.
    tinggal di Bdg ya?

    BalasHapus
  3. photonya bagus, lampu kendaraan dalam gelap, artistik
    i like it ^_^

    BalasHapus
  4. narti, jembatannya ada dua mba. satu di deket pertokoan ramai merdeka, satu lg deket taman balai kota. :)

    sda, yup! juli nanti aku genap lima tahun tinggal di kota ini. ;) tp aku aslinya kota cimahi, tetangganya.

    dee, ini blurism pertamaku pas lg di jembatan itu sambil buka puasa tahun lalu mba!! :p

    BalasHapus
  5. Bandung menurutku sih semrawut banget... macet lagi.

    BalasHapus
  6. hihihi, kenapa mendadak teks di blog ini tak bisa ku copy paste? ^_^ disetting yah?

    BalasHapus
  7. owh tentang kota bandung toh, bahasanya itu loh dalem, sampe baru sadar diakhir, bandung kota penuh kenangan bagi saya, semoga bandung terus berhiber dan semakin bermartabat, gemah ripah loh jinawi. amin..

    BalasHapus
  8. beuhh tulisannya...makain keren ajah prolognya...hehhehehe :) pengen kebandung euyy tp you knowlah rai... :((

    BalasHapus
  9. tahun 2009 saya pernah ke Bandung dan menurut saya Bandung itu bagus. Apa dulunya lebih bagus dari itu ya???hehhe

    BalasHapus
  10. baru sekali berkunjung bandung.. sekarang pengin ke kawah putih...

    BalasHapus
  11. mba reni, kota ini memang semrawut dan macet, tapi entah kenapa warga tetangga juga masih aja mau ikut meramaikan. :D

    the others, Bandung sudah "TUA" nih.T.T

    wiwied, iya nih, padahalaku pengen tau ulasanmu. T.T

    pandi, ya, ini memang soal Bandungku, Bandungmu dan Bandung kita semua. :)

    eva, makasih va! ayolah main ke bandung!

    nova, dahulu, bandung itusuangat cantik. :)

    ninda, ayo mainlah ke bandunglagi mba!:D

    BalasHapus
  12. oh, waktu saya pergi juga cantik kok, saya sempat ke lembang. berarti dulunya lembang itu lebih cantik daripada itu ya?
    *ngebayangin

    BalasHapus
  13. oya, kawan di sekolah ku di aceh, banyak yg berasal dari bandung, dibilang bandung itu kota yg indah dan dingin, tapi ada satu masalaha, dia katakan bahwa bandung yg sekarang berdeda dengan bandung yg dulu di mana dulu masih banyak pohon2 rindang di jalananm eh tapi sekarang udah di tebang...

    thanks :), bagus2 kata2 nya :) :D

    BalasHapus
  14. saya belum pernah ke Bandung, dan ingin sekali ke sana :)

    BalasHapus
  15. daris, terlepas dari pohon ditebang, suhu bandung sama aja sama beberapa kota lain yang mengalami peningkatan. tapi buat bandung yg biasa sejuk dan nyaman semua terasa signifikan, kang. tapi meski begitu, bandung tetaplah bandung kang. :D mampir ke bandung kapan-kapan kang.

    ajeng, ayo sini jeng, main ke bandung. mau kuliner murah meriah a la mahasiswa? banyak. buku bagus, murah tapi seken? ada. wisata alam dan buatan? banyak. shopping dan fashion? ada. ayo mampir sini ke kota kembang! :D

    BalasHapus
  16. ::: Mulut pun tak mau kalah berirama, mereka teriak dengan berbagai ekspresi. :::
    Aku inget banget nuansa ini sangat familiar dan makin familiar di bandung masa kini, dahulunya bandung yang ramah dan paling sabar sekalipun itu supir angkot, sekarang makin "lebih" garang ^^

    ::: Sementara di timur gelap mulai menyandera ceria kota secara perlahan :::
    wah kmu curang sekali, bisa menggambarkan sunset dengan kalimat seperti ini, sedang kamu tahu, sunset selalu berpihak pada sisi barat,,, tapi timur, kamu tidak melupakannya sama sekali T_T

    ::: Setidaknya masih mampu menahan mereka yang berpulang untuk singgah menjelajah malam :::
    aih, inilah sisi romantis dari malam nya bandung sana.... ini yang bikin aku berat hati menjauh dari sana,,, bandung punya malam dan temaram yang sendu... dan memanjakan sendu sampai ceria yang seperti apapun jadi bersahabat. ^^

    ::: Jembatan itu yang selalu membuatku merasa bahwa kota in terlihat anggun meski telah malam :::
    Jembatan itu berbau repetisi,,, itu sebab dulu aku suka akan tangga dan jembatan... karena repetisinya tak hanya berulang dan berirama, tapi juga punya perspeksi visual yang merangsang. Hihi ^_^

    ::: erantau mendominasi, sementara atau lama sekali. :::
    Jadi merasa... HIhi... tapi hey,,,,apakah daku juga semata mendominasi jika ingin merajut cita, cinta dan keluarga di bandung sana ?? #mengkhayal ^_^

    ::: Bandung kian renta. Tak berdaya dan semakin tua. :::
    Kerentaannya mengandung sejarah. Itu masih bisa diselamatkan kan? semoga ^^

    BalasHapus
  17. Badung lebih indah saat malam, ia menjelma menjadi cinderella yang keesokan paginya kumuh danberantakan..
    dan bandung menua bersama cerita

    BalasHapus
  18. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  19. apapun yg terjadi dengan Bandung, saya tetap bangga dengan Bandung. walaupun banyak oknum2... hehe

    BalasHapus

komentar dan apresiasi kawan-kawan mampu membangun karakter saya semakin kuat